Harga Minyak Dunia Naik Gara-Gara Trump

Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Kamis (27/3), didorong oleh kekhawatiran penurunan pasokan global setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap negara mana pun yang membeli minyak dari Venezuela.

Selain itu, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh dampak kebijakan tarif sektor otomotif yang diumumkan Trump pada pagi hari yang sama. Para pelaku pasar masih menilai konsekuensi dari langkah tersebut terhadap permintaan minyak global.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 14 sen atau 0,2 persen menjadi US$73,93 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami kenaikan sebesar 14 sen atau 0,2 persen, menjadi US$69,79 per barel.

Reliance Industries (RELI.NS), operator kompleks penyulingan minyak terbesar di dunia yang berbasis di India, dikabarkan akan menghentikan impor minyak dari Venezuela setelah pengumuman ancaman tarif dari Trump. Hal ini semakin memperkuat kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan global.

Para pedagang dan investor masih mempertimbangkan dampak kebijakan terbaru Trump terkait tarif 25 persen untuk mobil dan truk impor yang akan mulai berlaku minggu depan. Kebijakan ini diperkirakan dapat meningkatkan harga mobil, yang berpotensi mempengaruhi permintaan minyak.

Namun, beberapa analis menilai kebijakan tersebut justru dapat memperlambat transisi ke kendaraan yang lebih hemat energi, yang secara tidak langsung bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak.

“Berita tentang tarif Trump untuk mobil mungkin menjadi faktor positif bagi minyak mentah, karena kenaikan harga mobil baru akibat tarif akan memperlambat peralihan ke model yang lebih baru dan lebih hemat bahan bakar,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.

Sementara itu, aktivitas sektor minyak dan gas AS mengalami sedikit peningkatan pada kuartal pertama tahun ini. Namun, survei yang dilakukan oleh Dallas Federal Reserve menunjukkan bahwa para eksekutif energi masih pesimistis terhadap prospek industri tersebut.

Mereka mengkhawatirkan dampak dari tarif yang diberlakukan Trump terhadap baja dan aluminium, yang dapat meningkatkan biaya pengeboran dan pembangunan jaringan pipa. Hal ini berpotensi menghambat pertumbuhan sektor energi di Amerika Serikat.

Dengan ketidakpastian global yang terus meningkat, pergerakan harga minyak ke depan masih akan sangat bergantung pada perkembangan kebijakan ekonomi dan perdagangan internasional yang diterapkan oleh pemerintahan Trump.