Konflik bersenjata antara India dan Pakistan yang kembali memanas pada awal Mei 2025 telah menimbulkan kekhawatiran global, termasuk potensi dampaknya terhadap Indonesia. Ketegangan ini dipicu oleh serangan terhadap wisatawan di Kashmir, yang memicu eskalasi militer di sepanjang perbatasan kedua negara.
Eskalasi Konflik dan Ancaman Nuklir
India dan Pakistan, dua negara bersenjata nuklir, kembali terlibat dalam konfrontasi militer. Pakistan mengklaim memiliki informasi intelijen tentang rencana serangan militer India, sementara India menuduh Pakistan mendukung kelompok militan yang bertanggung jawab atas serangan di Kashmir. Kedua negara telah memperkuat kehadiran militer mereka di perbatasan, meningkatkan risiko konflik berskala besar.
Kekhawatiran utama adalah kemungkinan penggunaan senjata nuklir. Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, Pakistan memiliki sekitar 140-150 hulu ledak nuklir, sementara India memiliki sekitar 130-140. Penggunaan senjata ini, meskipun dalam skala terbatas, dapat menyebabkan bencana kemanusiaan dan lingkungan yang luas. Sebuah studi oleh Universitas Rutgers memperkirakan bahwa konflik nuklir antara kedua negara dapat menyebabkan kematian hingga dua miliar orang secara global akibat dampak langsung dan kelaparan massal yang disebabkan oleh gangguan iklim dan pertanian.
Dampak terhadap Indonesia
Sebagai negara dengan hubungan dagang signifikan dengan India, Indonesia berpotensi terdampak oleh konflik ini. India merupakan mitra dagang utama Indonesia, terutama dalam ekspor batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO). Meskipun saat ini perdagangan masih berjalan normal, eskalasi konflik dapat mengganggu jalur perdagangan dan logistik, serta mempengaruhi harga komoditas global.
Selain itu, ketegangan di Asia Selatan dapat mempengaruhi stabilitas kawasan Indo-Pasifik secara keseluruhan, yang menjadi perhatian strategis bagi Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan perbedaan melalui dialog, guna mencegah eskalasi lebih lanjut.
Seruan Internasional untuk Deeskalasi
Komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat dan China, telah mendesak India dan Pakistan untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, meminta kedua negara untuk “meredakan ketegangan,” sementara China menyatakan keprihatinannya dan mendorong penyelesaian damai.
PBB dan berbagai organisasi internasional juga diharapkan memainkan peran aktif dalam memfasilitasi dialog antara India dan Pakistan, serta mencegah potensi konflik berskala besar yang dapat mengancam perdamaian dan stabilitas global.
Kesimpulan
Konflik antara India dan Pakistan yang kembali memanas menimbulkan kekhawatiran serius, tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi kawasan dan dunia secara keseluruhan. Indonesia, sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian dan stabilitas kawasan, perlu terus memantau perkembangan situasi dan berperan aktif dalam mendorong penyelesaian damai melalui diplomasi dan kerja sama internasional.