Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengecam keras serangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Serangan tersebut menewaskan seorang guru dan melukai enam orang lainnya. Puan menilai aksi tersebut sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan menghambat pembangunan di Papua.
Serangan Brutal Menghambat Pembangunan Papua
Puan menyesalkan aksi KKB yang tidak hanya menyerang warga sipil, tetapi juga menyasar fasilitas publik seperti sekolah. Menurutnya, serangan semacam ini semakin memperburuk kondisi pendidikan dan kesehatan di wilayah tersebut.
“Ini adalah tindakan yang tidak manusiawi dan menghambat upaya pembangunan di Papua. Guru dan tenaga kesehatan adalah pahlawan kemanusiaan yang harus dilindungi, bukan menjadi korban kekerasan,” ujar Puan.
Desakan Peningkatan Keamanan di Papua
Dalam pernyataannya, Puan meminta TNI-Polri untuk meningkatkan pengamanan di daerah rawan konflik seperti Yahukimo agar kejadian serupa tidak terulang.
“DPR mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan pengamanan di daerah rawan konflik seperti Yahukimo,” tegasnya.
Selain itu, ia juga meminta agar TNI-Polri memberikan data yang akurat dan rinci terkait jumlah korban akibat serangan ini. Hal ini menyusul klarifikasi TNI yang sebelumnya melaporkan enam korban tewas, namun kemudian dikonfirmasi hanya satu korban jiwa.
“Negara harus memastikan pengamanan di daerah rawan konflik telah optimal, termasuk di lokasi strategis seperti sekolah dan puskesmas,” jelas Puan.
“Perlindungan bagi warga sipil, termasuk tenaga pendidik dan tenaga kesehatan, harus maksimal dan menjadi prioritas utama,” tambahnya.
Motif Serangan dan Upaya Evakuasi
Serangan ini diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Elkius Kobak. Mereka sebelumnya meminta sejumlah uang kepada para tenaga pengajar. Diduga karena permintaan tersebut tidak dipenuhi, kelompok ini kemudian melakukan aksi kekerasan dan pembunuhan.
Aksi brutal ini tidak hanya menewaskan seorang guru dan melukai enam orang lainnya, tetapi juga menyebabkan kebakaran gedung sekolah serta rumah guru, sehingga menimbulkan ketakutan di masyarakat.
Dalam upaya penyelamatan, TNI bersama aparat terkait berhasil mengevakuasi 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan dari Yahukimo ke Jayapura. Selain itu, aparat keamanan telah meningkatkan pengamanan di wilayah rawan serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menindak tegas para pelaku serangan.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak KKB terkait serangan yang menewaskan seorang guru di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo.