Presiden RI Prabowo Subianto angkat suara terkait gelombang unjuk rasa yang marak terjadi di 150 hari awal masa pemerintahannya, khususnya yang menyoroti pengesahan RUU TNI oleh DPR RI.
Dalam wawancara eksklusif bersama tujuh jurnalis senior dari berbagai media, yang berlangsung di kediamannya di Hambalang, Bogor, Prabowo menegaskan bahwa demonstrasi merupakan bagian dari sistem demokrasi yang dijamin oleh konstitusi. Namun, ia mengimbau agar masyarakat tetap bersikap objektif dalam menilai aksi-aksi tersebut.
“Demo itu hal yang lumrah dalam negara demokrasi sebesar Indonesia. Tapi kita juga harus jujur dan objektif—apakah semua demo itu murni atau ada yang membiayai? Harus kita nilai secara adil,” ujar Prabowo.
Serukan Aksi Damai, Tolak Kekerasan
Prabowo menegaskan bahwa ia menghormati hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat di muka umum, selama dilakukan secara damai dan tidak memicu kerusuhan. Ia menyoroti bentuk-bentuk unjuk rasa yang cenderung provokatif dan destruktif, seperti aksi pembakaran ban.
“Kita hormati hak untuk berdemo, asal damai. Jangan sampai ada kerusuhan. Nah, kalau bakar-bakar ban, itu bukan demo damai,” tegasnya.
Prabowo juga mengingatkan bahwa dalam pengalaman pribadinya sebagai mantan aparat keamanan, sering kali petugas menjadi korban dalam aksi-aksi demonstrasi. Ia menceritakan sejumlah kejadian ekstrem, seperti petugas dilempar kantong berisi air seni atau kotoran manusia.
“Kadang-kadang petugas dilempar plastik berisi kencing, bahkan kotoran manusia. Ini tidak manusiawi. Jangan sampai kita membenarkan kekerasan dalam bentuk apa pun,” ujarnya.
Dukung Penegakan Hukum dan Waspadai Adu Domba
Presiden Prabowo menegaskan bahwa setiap bentuk kekerasan, termasuk yang dilakukan oleh aparat, harus diinvestigasi secara menyeluruh dan diproses sesuai hukum. Namun, ia juga mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap potensi adu domba, termasuk oleh kekuatan asing yang ingin memecah belah bangsa.
“Kita harus waspada. Dalam pengelolaan negara, kita tidak boleh lengah. Bisa saja ada kelompok atau kekuatan asing yang ingin adu domba. Ini sudah menjadi hal yang lazim dalam geopolitik,” jelasnya.
Prabowo menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga ketertiban, saling menghormati, dan memperkuat semangat persatuan dalam menghadapi berbagai tantangan nasional.